Senin, 08 Juni 2015

Stereotype dalam Psikologi Sosial



Apakah perbedaan merupakan hal yang salah?


            Indonesia merupakan negara yang berpenduduk ke-4 terbesar didunia dan sekaligus menjadi negara dengan keberagaman budaya terbanyak di dunia. Jadi seharusnya perbedaan sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia. Ditambah lagi semboyan negara Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu”.
            Tetapi dengan beragamnya budaya yang ada, itu memicu berbagai konflik. Salah satunya konflik orang keturunan tionghua dan keturunan peribumi. Mengapa selalu ada konflik? Konflik terjadi karena adanya perbedaan, termasuk perbedaan warna kulit, bahasa, gaya hidup, kebiasaan, dan lain-lain. Lalu APAKAH PERBEDAAN MERUPAKAN HAL YANG BURUK?
            Bagi orang-orang terpelajar dan berpendidikan, jawaban mereka adalah BUKAN HAL YANG BURUK. Mereka telah memahami bahwa memang Indonesia adalah negara dengan beragam budaya dan tanpa keberagaman terbesut, tidak bisa disebut Indonesia. Tapi mengapa selalu ada konflik bahkan antar orang-orang terpelajar yang berbeda budaya? Jawaban yang paling masuk akal adalah STEREOTIP, PRASANGKA, dan DISKRIMINASI (BIBIT KONFLIK) yang diberikan oleh orang tua dan orang-orang didekatnya. *Stereotip adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Contohnya orang batak cenderung dinilai galak.
            Seorang anak pertama kali berinteraksi dengan keluarganya, ia mendapatkan berbagai informasi dari sana. Pada anak keturunan tionghua, selalu diajarkan kalau bisa jangan bermain dengan anak peribumi, sebaliknya juga begitu, pada anak keturunan peribumi selalu diajarkan kalau bisa jangan bermain dengan anak keturunan tionghua. Itu merupakan BIBIT KONFLIK yang orangtua tanamkan kepada anaknya. Dan seiring berjalannya waktu anak tersebut MENDISKRIMINASI anak lain alias MEMILIH-MILIH TEMAN yang berujung pada saat ia dewasa cenderung berkonflik.
              Jadi marilah terima perbedaan-perbedaan dalam kehidupan kita, dan ajarkan pada anak-anak kita untuk tidak memilih-milih teman (kecuali yang berperilaku negatif). Jangan tanamkan bibit konflik pada anak kita, agar nantinya saat dewasa ia tidak menuai konflik dari apa yang kita tanam. Dan jangan ajarkan bahwa perbedaan itu adalah hal yang buruk, KARENA SESUNGGUHNYA PERBEDAAN MERUPAKAN HAL YANG INDAH, YANG MENJADIKAN KITA BANGSA INDONESIA.

                     

Dibuat Oleh :
Johnson 13140011
Universitas Bunda Mulia - Psikologi

Konformitas dalam Psikologi Sosial

KONFORMITAS

  PENGERTIAN
a.  Wiggins (1994), Konformitas adalah kecenderungan untuk mengikuti keinginan dan norma kelompok.
b. Zebua dan Nurdjayadi (2001), Konformitas adalah suatu tuntutan yang tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya tetapi memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku tertentu pada anggota kelompok.
c.  Myers (1999),  Konformitas merupakan perubahan perilaku sebagai akibat dari tekanan kelompok, terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan perilakunya dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan.
d.  Baron dan Byrne (1994), Konformitas remaja adalah penyesuaian perilaku remaja untuk menganut norma kelompok acuan, menerima ide atau aturan-aturan kelompok yang mengatur cara remaja berperilaku.

 

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONFORMITAS
Menurut Sears (2004) menyebutkan ada 4 faktor yang mempengaruhi konformitas, antara lain:
a.       Rasa Takut terhadap Celaan Sosial
Alasan utama konformitas yang kedua adalah demi memperoleh persetujuan, atau menghindari celaan kelompok. Misal, salah satu alasan mengapa tidak mengenakan pakaian bergaya Hawai ke tempat ibadah adalah karena semua umat yang hadir akan melihat dengan rasa tidak senang.
b.      Rasa Takut terhadap Penyimpangan
Rasa takut dipandang sebagai individu yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir dalam semua situasi sosial.Setiap individu menduduki suatu posisi dan individu menyadari bahwa posisi itu tidak tepat. Berarti individu telah menyimpang dalam pikirannya sendiri yang membuatnya merasa gelisah dan emosi terkadang menjadi tidak terkontrol. Individu cenderung melakukan suatu hal yang sesuai dengan nilai-nilai kelompok tersebut tanpa memikirkan akibatnya nanti.
c.       Kekompakan Kelompok
Kekompakan yang tinggi menimbulkan konformitas yang semakin tinggi. Alasan utamanya adalah bahwa bila orang merasa dekat dengan anggota kelompok yang lain, akan semakin menyenangkan bagi mereka untuk mengakui dan semakin menyakitkan bila mereka mencela.
d.      Keterikatan pada Penilaian Bebas
Keterikatan sebagai kekuatan total yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk melepaskan suatu pendapat. Orang yang secara terbuka dan bersungguh-sungguh terikat suatu penilaian bebas akan lebih enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian kelompok yang berlawanan.

Sears (1994) mengemukakan secara eksplisit bahwa konformitas remaja ditandai dengan adanya tiga hal sebagai berikut :
a.    Kekompakan
Kekuatan yang dimiliki kelompok acuan menyebabkan remaja tertarik dan ingin tetap menjadi anggota kelompok. Eratnya hubungan remaja dengan kelompok acuan disebabkan perasaan suka antara anggota kelompok serta harapan memperoleh manfaat dari keanggotaannya. Semakin besar rasa suka anggota yang satu terhadap anggota yang lain, dan semakin besar harapan untuk memperoleh manfaat dari keanggotaan kelompok serta semakin besar kesetiaan mereka, maka akan semakin kompak kelompok tersebut.
1)      Penyesuaian diri
2)      Perhatian terhadap kelompok
b.    Kesepakatan
Pendapat kelompok acuan yang sudah dibuat memiliki tekanan kuat sehingga remaja harus loyal dan menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat kelompok.
1)      Kepercayaan
2)      Persamaan pendapat
3)      Penyimpangan terhadap pendapat kelompok
c.    Ketaatan
Tekanan atau tuntutan kelompok acuan pada remaja membuatnya rela melakukan tindakan walaupun remaja tidak menginginkannya. Bila ketaatannya tinggi maka konformitasnya akan tinggi juga.
1)      Tekanan karena ganjaran, ancaman, atau hukuman
2)      Harapan orang lain
Contoh Kasus Konformitas di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari :
- Tawuran Pelajar
- Perilaku Merokok
- Obat-obatan
Mengapa hal seperti ini erat kaitannya dengan konformitas ? Masa remaja adalah masa dimana seseorang sedang mencari identitas diri sehingga remaja sangatlah rentan terhadap hal-hal baru yang berbau positif maupun negatif. Melihat kasus merokok di kalangan remaja, kebanyakan remaja yang saya temui merokok dikarenakan oleh hasutan atau ajakan teman. hal ini sudah menandakan betapa besarnya efek konformitas dalam perbuatan-perbuatan yang dilakukan remaja

Kebanyakan remaja sering dihasut dan ditantang oleh teman-temannya seperti perkataan "Ga rokok ga jantan lo!" hal ini membuat remaja menjadi terhasut dikarenakan ingin membuktikan "kejantanan" dirinya, oleh karena itu, pergaulan remaja harus selalu dipantau oleh orang dewasa agar tidak menyimpang ke hal hal yang berbau kriminalitas atau illegal.

Contoh kehidupan konformitas yang negatif dalam kehidupan nyata :

Bagi Pelajar, Tawuran adalah Simbol Kebanggaan


JAKARTA, KOMPAS.com — Tawuran pelajar merupakan bentuk kekerasan yang berbasis pencarian identitas. Meskipun orang dewasa menganggap tawuran pelajar hal yang memprihatinkan, bagi pelajar, tawuran adalah simbol kebanggaan.

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menjelaskan, tawuran pelajar adalah jenis kekerasan yang relatif berbeda dengan kekerasan-kekerasan lainnya. Tawuran pelajar tidak terkait dengan motif politik ataupun ekonomi.
"Para pelakunya bukanlah orang-orang yang mencari nafkah atau tersibukkan untuk mencari penghidupan," kata Devie saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/10/2013).
Menurut Devie, salah satu penyebab utama tawuran kemudian menjadi tradisi karena adanya perselisihan yang menahun antar-sekolah. Perselisihan kemudian bertahan puluhan tahun karena terwariskan kepada murid-murid baru atau generasi selanjutnya.
"Dengan pewarisan sense of identity, seorang siswa baru akan menjadi siswa yang utuh dari sekolah itu apabila mereka menyerang murid sekolah lainnya," ungkap Devie.
Devie mengaku, dia pernah menemukan para alumnus sebuah sekolah di Jakarta yang membanggakan bagaimana sekolah mereka dulu berani menyerang sekolah-sekolah lainnya. Secara tidak langsung, tentu saja para alumnus sekolah itu menegaskan sekolah mereka adalah sekolah yang disegani karena ketangguhan fisiknya.
"Hal itu tentu memperlihatkan betapa kekerasan telah menjadi cara membuktikan diri dan identitas," ujarnya.
Menurut data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI Jakarta, pada 2009, sebanyak 0,08 persen atau 1.318 dari 1.647.835 siswa SD, SMP, dan SMA di DKI Jakarta terlibat tawuran. Angka ini meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Dalam peristiwa penyiraman air keras di sebuah bus PPD 213 jurusan Kampung Melayu-Grogol, Jumat (4/10/2013), pelaku penyiraman berinisial RN alias Tompel (18) yang merupakan pelajar SMA I Budi Utomo Jakarta, juga mengaku dendam kepada pelajar SMK Karya Guna. Bagi pelajar SMK Budi Utomo, pelajar SMK Karya Guna adalah musuh. Begitu pula sebaliknya.
Terlebih lagi, lebih kurang setahun yang lalu, Tompel pernah menjadi korban penyiraman air keras yang diduga dilakukan pelajar SMK Karya Guna di kawasan Kelor, Matraman. Alasan penyerangan, bus itu sering ditumpangi oleh siswa SMK Karya Guna.
Kekerasan pelajar berlatar belakang kebencian antar-sekolah juga pernah terjadi di Jakarta, September tahun 2012. Saat itu, seorang pelajar SMA 70 berinisial FR alias Doyok menikam seorang pelajar SMA 6 bernama Alawy Yusianto Putra dengan arit, dalam sebuah tawuran di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.
Alawy tewas, sementara Doyok saat ini menjalani hukuman penjara selama 7 tahun seusai vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Mei 2013 lalu.


Berita diambil dari : http://megapolitan.kompas.com

Rasa bangga yang ditimbulkan dari tawuran antar pelajar ini juga lah yang menyebabkan perilaku seperti ini, semua murid-murid pun mudah terjerumus dan konform terhadap perilaku menyimpang karena perilaku seperti ini sudah mendarah daging. maka dari itu pengajaran awal tentang konformitas kepada anak-anak sangatlah penting. Tidak semua hal baik untuk dicoba oleh remaja, remaja memang saat dimana seseorang selalu penasaran akan hal-hal baru namun tugas orang tua dan guru serta orang lain disekitarnya lah yang harus selalu mengingatkan akan konsekuensi negatif yang akan ditimbulkan apabila seorang remaja tersebut secara terus menerus melakukan hal negatif yang didasarkan pada konformitas antar teman atau grup.

Dibuat oleh :
Hoky - 13140054
Psikologi Universitas Bunda Mulia
TANGERANG - Sedikitnya lima sekolah terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa SMK PGRI 2 di Cikokol, Kota Tangerang pada Senin 6 April 2015 kemarin. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat.

"Berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah berbeda dengan empat di antaranya bergabung dan melawan satu sekolah. Kelima sekolah tersebut yakni SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1 serta SMK PGRI 2 Tangerang dan SMK Voctech," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa (7/4/2015).

Pemerintah Daerah (Pemda), kata Dadi, telah mengumpulkan kepala sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

"Pada hari ini, telah dikumpulkan kepala sekolah yang siswanya terlibat tawuran kemarin," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi. Karena kasus tawuran pelajar di Kota Tangerang telah menurun selama dua tahun terakhir tetapi sekarang terulang lagi.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, tawuran antar pelajar di Kota Tangerang telah menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa dari SMK PGRI 2 Kota Tangerang. Arifin tewas dengan senjata tajam masih menancap di bagian wajahnya.

source: http://metro.sindonews.com/read/986401/170/5-sekolah-terlibat-dalam-tawuran-di-tangerang-1428414725
TANGERANG - Sedikitnya lima sekolah terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa SMK PGRI 2 di Cikokol, Kota Tangerang pada Senin 6 April 2015 kemarin. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat.

"Berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah berbeda dengan empat di antaranya bergabung dan melawan satu sekolah. Kelima sekolah tersebut yakni SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1 serta SMK PGRI 2 Tangerang dan SMK Voctech," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa (7/4/2015).

Pemerintah Daerah (Pemda), kata Dadi, telah mengumpulkan kepala sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

"Pada hari ini, telah dikumpulkan kepala sekolah yang siswanya terlibat tawuran kemarin," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi. Karena kasus tawuran pelajar di Kota Tangerang telah menurun selama dua tahun terakhir tetapi sekarang terulang lagi.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, tawuran antar pelajar di Kota Tangerang telah menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa dari SMK PGRI 2 Kota Tangerang. Arifin tewas dengan senjata tajam masih menancap di bagian wajahnya.

source: http://metro.sindonews.com/read/986401/170/5-sekolah-terlibat-dalam-tawuran-di-tangerang-1428414725
TANGERANG - Sedikitnya lima sekolah terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa SMK PGRI 2 di Cikokol, Kota Tangerang pada Senin 6 April 2015 kemarin. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat.

"Berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah berbeda dengan empat di antaranya bergabung dan melawan satu sekolah. Kelima sekolah tersebut yakni SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1 serta SMK PGRI 2 Tangerang dan SMK Voctech," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa (7/4/2015).

Pemerintah Daerah (Pemda), kata Dadi, telah mengumpulkan kepala sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

"Pada hari ini, telah dikumpulkan kepala sekolah yang siswanya terlibat tawuran kemarin," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi. Karena kasus tawuran pelajar di Kota Tangerang telah menurun selama dua tahun terakhir tetapi sekarang terulang lagi.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, tawuran antar pelajar di Kota Tangerang telah menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa dari SMK PGRI 2 Kota Tangerang. Arifin tewas dengan senjata tajam masih menancap di bagian wajahnya.

source: http://metro.sindonews.com/read/986401/170/5-sekolah-terlibat-dalam-tawuran-di-tangerang-1428414725
TANGERANG - Sedikitnya lima sekolah terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa SMK PGRI 2 di Cikokol, Kota Tangerang pada Senin 6 April 2015 kemarin. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat.

"Berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah berbeda dengan empat di antaranya bergabung dan melawan satu sekolah. Kelima sekolah tersebut yakni SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1 serta SMK PGRI 2 Tangerang dan SMK Voctech," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa (7/4/2015).

Pemerintah Daerah (Pemda), kata Dadi, telah mengumpulkan kepala sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

"Pada hari ini, telah dikumpulkan kepala sekolah yang siswanya terlibat tawuran kemarin," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi. Karena kasus tawuran pelajar di Kota Tangerang telah menurun selama dua tahun terakhir tetapi sekarang terulang lagi.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, tawuran antar pelajar di Kota Tangerang telah menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa dari SMK PGRI 2 Kota Tangerang. Arifin tewas dengan senjata tajam masih menancap di bagian wajahnya.

source: http://metro.sindonews.com/read/986401/170/5-sekolah-terlibat-dalam-tawuran-di-tangerang-1428414725
TANGERANG - Sedikitnya lima sekolah terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa SMK PGRI 2 di Cikokol, Kota Tangerang pada Senin 6 April 2015 kemarin. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat.

"Berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah berbeda dengan empat di antaranya bergabung dan melawan satu sekolah. Kelima sekolah tersebut yakni SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1 serta SMK PGRI 2 Tangerang dan SMK Voctech," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa (7/4/2015).

Pemerintah Daerah (Pemda), kata Dadi, telah mengumpulkan kepala sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

"Pada hari ini, telah dikumpulkan kepala sekolah yang siswanya terlibat tawuran kemarin," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi. Karena kasus tawuran pelajar di Kota Tangerang telah menurun selama dua tahun terakhir tetapi sekarang terulang lagi.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, tawuran antar pelajar di Kota Tangerang telah menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa dari SMK PGRI 2 Kota Tangerang. Arifin tewas dengan senjata tajam masih menancap di bagian wajahnya.

source: http://metro.sindonews.com/read/986401/170/5-sekolah-terlibat-dalam-tawuran-di-tangerang-1428414725
TANGERANG - Sedikitnya lima sekolah terlibat dalam aksi tawuran yang menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa SMK PGRI 2 di Cikokol, Kota Tangerang pada Senin 6 April 2015 kemarin. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki pihak kepolisian setempat.

"Berdasarkan informasi di lapangan, tawuran itu melibatkan lima sekolah berbeda dengan empat di antaranya bergabung dan melawan satu sekolah. Kelima sekolah tersebut yakni SMKN 4, SMKN 2, SMK Yuppentek 1 serta SMK PGRI 2 Tangerang dan SMK Voctech," tutur Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang Dadi Budaeri di Tangerang, Selasa (7/4/2015).

Pemerintah Daerah (Pemda), kata Dadi, telah mengumpulkan kepala sekolah tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah.

"Pada hari ini, telah dikumpulkan kepala sekolah yang siswanya terlibat tawuran kemarin," katanya.

Dalam pertemuan tersebut, telah dibahas upaya untuk mengatasi tawuran pelajar agar tidak terulang lagi. Karena kasus tawuran pelajar di Kota Tangerang telah menurun selama dua tahun terakhir tetapi sekarang terulang lagi.

"Kami akan tingkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas siswa setelah pulang sekolah agar tidak terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, tawuran antar pelajar di Kota Tangerang telah menewaskan Ahmad Arifin (17) siswa dari SMK PGRI 2 Kota Tangerang. Arifin tewas dengan senjata tajam masih menancap di bagian wajahnya.

source: http://metro.sindonews.com/read/986401/170/5-sekolah-terlibat-dalam-tawuran-di-tangerang-1428414725

Minggu, 31 Mei 2015

Altruisme

Definisi
  • Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri dan tampah pamrih

 Contoh kasus
  • Altruisme
Bunda Teresa
Gambar diatas menjadi salah satu bukti altruisme .Ibu theresa adalah sesosok wanita yang menolong sesama umat manusia dengan penuh belas kasihan dan rasa sayang , tidak ada pandang bulu dalam menolong semua orang. Bunda theresalah yang kemudia menjadi salah satu tokoh inspirasi yang ada sejak dahulu.


Image result for dadang heriadi
Gambar diatas bernama sesosok pria bernama Dadang Heriadi bersama anak asuhannya. Dadang Heriadi adalah orang yang memiliki hati nurani dan rasa empati yang besar terhadap saudara saudara kita yang memiliki masalah kesehatan mental. Ia mau mereka semua memiliki kehidupan yang sama layaknya dengan kita , maka dari itu Dadang mengumpulkan orang orang yang memiliki masalah kesehatan mental yang ada dijalanan untuk tinggal dirumahnya. Dadang dapat dikatakan menjadi pelopor , sekarang banyak anak buah dan teman Dadang yang memiliki rasa empati yang sama untuk mengurus orang orang yang memiliki masalah kesehatan mental.



dibuat oleh Edwin
Psikologi Universitas Bunda Mulia


Senin, 25 Mei 2015

Teori Psikologi Sosial

Ilmu Psikologi sosial memang terkesan simple dan mudah dipelajari, namun meski begitu ilmu ini memiliki begitu banyak teori tentang kehidupan sosial seseorang setiap harinya. Contoh Teori-Teori Psikologi sosial ini adalah sebagai berikut :



Senin, 18 Mei 2015

Pengenalan Psikologi Sosial

Psikologi Sosial adalah cabang ilmu psikologi yang meneliti dampak atau pengaruh sosial terhadap perilaku manusia. Bidang ini sangat luas, mencakup berbagai bidang studi dan beberapa disiplin ilmu. Psikolgi sosial juga digunakan dalam berbagai disiplin dan industri; banyak orang memanfaatkan prinsip-prinsip psikologi sosial bahkan tanpa menyadari hal itu ketika mereka mencoba untuk mengendalikan kelompok, pengaruh pendapat seseorang, atau menjelaskan mengapa seseorang berperilaku dengan cara tertentu.

Dalam blog ini, kami akan membahas beberapa isu mengenai psikologi sosial, dan juga memperkenalkan istilah-istilah baru mengenai psikologi sosial ini. Selamat membaca para blogger :)